PENILAIAN

0 komentar

PENILAIAN PEMBELAJARAN
OLEH :
NURAINI, M.MPd
A. Pendahuluan.
            Penilaian pembelajaran yang dibahas dalam Diklat Guru IPS SD    meliputi kajian mengenai pengertian fungsi dan tujuan  penilaian, pendekatan penialaian patokan (PAP) dan penentuan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), penyusunan soal, dan instrumen non tes (rubrik). Hasil diskusi dengan panitia workshop menunjukan keinginan guru untuk mendapatkan materi tentang layanan remidial yang dilakukan secara individual, rubrik guru, serta yang paling banyak dikeluhkan adalah membuat keseimbangan sukses pembelajaran dan sukses/lulus Ujian Akhir Nasional (UAN).
B. Pembahasan
1. Pengertian fungsi dan tujuan penilaian

a.      Definisi Penilaian menurut Beberapa Ahli Penilaian
1). Suharsini Arikunto (1995), penilaian pendidikan dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:


 






Keterangan:
Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi (calon peserta didik yang baru).
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi.
Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Unsur-unsur transformasi : (1) pendidik dan personal lainnya; (2) Bahan pelajaran; (3) Metode mengajar dan sistem evaluasi; (4) Sarana penunjang; dan (5) Sistem administrasi.
Umpan balik (feed back) adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi, yang diperlukan untuk memperbaiki input maupun transformasi.
2). Soetopo (1990-1991:4) mengatakan bahwa tindakan penilaian pendidik yang diharapkan terjadi perubahan pada diri peserta berawal dari menentukan tujuan pembelajaran, penentuan metode pembelajaran, penyampaian materi didik. Sebagai umpan balik dilaksanakan penilaian agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan serta latar belakang kesulitan belajar.
3). Subiyanto (1988:2), mengistilahkan tiga mata jangkar terhadap: (a) Tujuan; (b) Metode, bahan pelajaran, media, dan pengalaman belajar atau latihan; serta (c) penilaian terhadap keberhasilan peserta didik dan sebagai umpan balik. Sehingga penilaian adalah umpan balik untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar.
b.      Definisi Penilaian Operasional
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan beberapa sumber tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses pengambilan keputusan paling akhir setelah berbagai prosedur ditempuh, seperti adanya data yang mendukung indikator hasil belajar peserta didik, dokumen-dokumen proyek peserta didik, hasil pengamatan belajar peserta didik, laporan peserta didik, sampai pada hasil tes peserta didik. Apabila semua data tersebut telah diolah akan memberikan umpan balik bahwa seorang peserta didik itu melaksanakan proses dan hasil belajarnya sangat baik, baik, sedang/cukup, atau kurang, sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki input maupun transformasi.



c.       Penilaian Otentik
Perubahan kurikulum juga menuntut penilaian otentik yang meliputi penilaian proses dan hasil secara menyeluruh (komprehensif dan holistik).
Penilaian otentik (authentic assessment) adalah proses pengumpulan informasi oleh pendidik tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik sehingga mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Adapun karakteristik penilaian otentik sebagai berikut:
1).    Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not a part from  instruction).
2).    Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems) bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
3).    Penilaian harus menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode.
4).    Penilaian harus ipsative (tes yang membandingkan prestasi peserta didik saat ini dengan prestasinya yang lalu).
5).    Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik).


2. FUNGSI PENILAIAN

a.    Sebagai umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangan sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
b.    Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi keperluan akademik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
c.    Memberikan masukan pada pendidik untuk memperbaiki program pembelajarannya.
d.    Memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
e.    Memberikan motivasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
Baca selengkapnya »
0 komentar
Baca selengkapnya »

BAHAN AJAR IPS

0 komentar
BAHAN AJAR
Bahan ajar  memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu-ilmu sosial, maka dalam pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, dalam hal ini, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang studi yang tercakup di dalamnya. Jika pembelajaran dalam satu topik tersebut mencakup seluruh SK (4 Standar Kompetensi), maka ia akan memerlukan bahan ajar yang mencakup empat bidang studi yakni Sosiologi/Antroplogi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi. 
Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS Terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus. Pencarian informasi ini, sebenarnya dapat pula memanfaatkan perangkat teknologi informasi mutakhir seperti multimedia dan internet.
Bahan yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber utama Sosiologi/Antropologi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi maupun buku penunjang lainnya. Di samping itu, bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil penelitian, majalah, koran, brosur, serta alat pembelajaran yang terkait dengan indikator dan Kompetensi Dasar ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga digunakan  disket, kaset, atau CD yang berisi cerita atau tayangan yang berkaitan dengan bahan yang akan dipadukan. Guru, dalam hal ini, dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari Kompetensi Dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.
SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam pembelajaran IPS Terpadu pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran IPS Terpadu, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Misalnya, peta yang digunakan tidak hanya peta yang dapat digunakan untuk Standar Kompetensi yang berkaitan dengan Geografi saja melainkan juga seyogianya dapat digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi yang lainnya. Dengan demikian, efisiensi pemanfaatan sarana dapat terlaksana dalam pembelajaran ini.
Namun demikian, dalam pembelajaran ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sarana yang relatif lebih banyak dari pembelajaran monolitik. Hal ini disebabkan untuk memberikan pengalaman yang terpadu, peserta didik harus diberikan ilustrasi dan demonstrasi yang komprehensif untuk satu topik tertentu. Guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat mengoptimalkan sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS Terpadu.
LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN BAHAN AJAR
1. Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru
a. Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global).
Misalnya guru akan mengajarkan materi dari KD IPS 5.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Pertama-tama Guru menyajikan tiga masa sekaligus secara garis besar, kemudian setiap masa hindu, budha, Islam disajikan secara mendalam.
b.   Strategi urutan penyampaian suksesif
Jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian  suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, misalnya guru akan mengajarkan materi peninggalan sejarah Islam. Pertama-tama guru menyajikan masa peninggalan sejarah Islam. Setelah ssemua disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan masa peninggalan berikutnya yaitu Hindu Kemanusiaan Budha.
c.   Strategi penyampaian fakta
Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.) strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar.
(2) Berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Sebagai contoh, untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir: Apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar diklasifikasikan manjadi: Pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber belajar tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan  (mnemonics) menjadi  POBATEL (Pesan, orang bahan, alat, teknik, lingkungan).
Bantuan menghafal berupa asosiasi berpasangan (pair association) misalnya untuk mengingat-ingat di mana letak stalakmit dan stalaktit pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di atas atau di bawah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pasangkan huruf T pada atas, dengan T pada tit-nya stalaktit. Jadi stalaktit terletak di atas, sedangkan stalakmit terletak di bawah.
Contoh lain penggunaan jembatan keledai atau jembatan ingatan:  (1) PAO-HOA (Panas April-Oktober, Hujan Oktober – April).  (2) Untuk menghafal nama-nama bulan yang berumur 30 hari digunakan AJUSENO (April, Juni, September, Nopember).
d.   Strategi penyampaian konsep
Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.

Contoh:
Penyajian konsep tindak pidana pencurian
Langkah 1:  Penyajian konsep
Sesuai pasal 362 KUHP, “Barang siapa dengan sengaja mengambil barang milik orang lain dengan melawan hukum dengan maksud untuk dimiliki dihukum dengan hukuman penjara sekurang-kurangnya  … tahun.”
Langkah 2: Pemberian bantuan
(1)  Murid dibantu untuk menghafal konsep dengan kalimat sendiri, tidak harus hafal verbal terhadap konsep yang dipelajari (dalam hal ini Pasal pencurian).
(2)  Tunjukkan unsur-unsur pokok konsep tindak pidana pencurian, yaitu:
(a)          Mengambil barang (bernilai ekonomi)
(b)  Barang itu milik orang lain
(c)   Dengan melawan hukum (tanpa seijin yang empunya)
(d)  Dengan maksud dimiliki (mengambil uang untuk jajan).

Contoh positip: Wawan malam hari masuk pekarangan Ali dengan merusak pintu pagar (sengaja) mengambil (melawan hukum) material bangunan berupa besi beton (barang milik orang lain), kemudian dijual, uangnya untuk membeli beras (dengan maksud dimiliki). Contoh negatif/salah (bukan contoh tapi mirip): Badu meminjam sepeda Gani tidak dikembalikan melainkan dijual uangnya untuk membeli makan. Dari contoh negatif atau contoh yang salah ini, unsur-unsur “sengaja mengambil barang milik orang lain dengan maksud dimiliki” terpenuhi, tetapi ada satu unsur yang tidak terpenuhi, yaitu “melawan hukum”, karena “meminjam”. Jadi pengambilan barang seijin yang empunya. Karena itu perbuatan tersebut bukan termasuk tindak pidana pencurian, melainkan penggelapan.
Langkah 3: Latihan
Pertama-tama murid diminta menghafal dengan kalimat sendiri (hafal parafrase) Kemudian murid diminta memberikan contoh  kasus pencurian  lain selain yang dicontohkan oleh guru untuk mengetahui pemahaman murid terhadap materi tindak pidana pencurian.

Langkah 4: Umpan balik
Berikan umpan balik atau informasi apakah murid benar atau salah dalam memberikan contoh. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.
Langkah 5: Tes
Berikan tes untuk menilai apakah siswa benar-benar telah paham terhadap materi tindak pidana pencurian. Soal tes hendaknya  berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyempaian konsep dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi tidak paham. 
e. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah : 
(1)  Sajikan prinsip
(2)  Berikan bantuan berupa contoh penerapan  prinsip
(3)   Berikan soal-soal latihan
(4)   Berikan umpan balik
(5)   Berikan tes.

Contoh:
Cara mengajarkan rumus menghitung luas bujur sangkar dengan tujuan agar siswa mampu menerapkan rumus tersebut.

Langkah 1: Sajikan rumus
Rumus menghitung luas bujur sangkar adalah: Sisi X Sisi atau sisi kuadrat.

Langkah 2: Memberikan bantuan
Berikan bantuan cara menghafal rumus dilengkapi contoh penerapan rumus menghitung luas bujur sangkar. Misalnya sebuah karton bangun bujur sangkar dengan panjang sisi 30 cm.
Rumus: Luas bujur sangkar = S X S.
Luas karton adalah  30 X 30 X 1 cm2 = 900 cm2.  

Langkah 3: Memberikan latihan
Berikan soal-soal latihan penerapan rumus dengan bilangan-bilangan yang berbeda dengan contoh yang telah diberikan. Misalnya selembar kertas panjangnya  berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 40 cm. Hitunglah luasnya.
Langkah 4: Memberikan umpan balik
Beritahukan kepada siswa apakah jawaban mereka betul atau salah. Jika betul berikan penguatan atau konfirmasi. Misalnya,  “Ya jawabanmu betul”. Jika salah berikan koreksi atau pembetulan.
Langkah 5: Berikan tes
Berikan soal-soal tes secukupnya menggunakan bilangan yang berbeda dengan soal latihan untuk meyakinkan bahwa siswa bukan sekedar hafal soal tetapi betul-betul menguasai cara menghitung luas bujur sangkar.
                     
f. Strategi penyampaian prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah menyetel televisi.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:
(1) Menyajikan prosedur
(2) Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur
(3) Memberikan latihan (praktek)
(4) Memberikan umpan balik
(5) Memberikan tes.

Contoh:
Prosedur menelpon di telpon umum koin.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur:
Langkah 1: Menyajikan prosedur
Sajikan langkah-langkah atau prosedur menelpon dengan menggunakan bagan arus (flow chart)  

Langkah 2: Memberikan bantuan
Beri bantuan agar murid hafal, paham, dan dapat menelpon dengan jalan mendemonstrasikan cara menelpon.

Langkah 3: Pemberian latihan
Tugasi siswa paraktek berlatih cara menelpon.
Langkah 4: Pemberian umpan balik
Beritahukan apakah yang dilakukan siswa dalam praktek sudah betul atau salah. Beri konfirmasi jika betul, dan koreksi jika salah.
Langkah 5: Pemberian tes
Berikan tes dalam bentuk “do it test”, artinya siswa disuruh praktek, lalu diamati.
b.           Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek afektif
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.
Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain:  penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.
Contoh:
Penciptaan kondisi. Agar memiliki sikap tertib dalam antrean, di depan loket dipasang jalur untuk antri berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara bergiliran. 
Pemodelan atau contoh: Disajikan contoh atau model seseorang baik nyata atau fiktif yang perilakunya diidolakan oleh siswa. Misalnya tokoh Bima dalam Mahabarata. Sifat Bima yang gagah berani dapat menjadi idola anak.

5. Contoh Bahan Ajar Berbentuk Kartu yang dikembangkan dari hasil kegiatan diklat di PPPPTK PKn & IPS:
KEKAYAAN ALAM NEGERIKU
Kompetensi yang akan dicapai :
1. Mengenal aktifitas ekonomi di daerah pertambangan
2. mengenal teknologi yang digunakan di daerah pertambangan
Petunjuk Siswa  :
  1. Baca wacana berikut, apabila ada yang kurang jelas tanyakanlah kepada temanmu atau gurumu.
  2. Diskusikan bersama anggota kelompokmu dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam wacana.


WACANA
Mengenal Kekayaan Alam Sekitar
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan SDA (sumber daya alamnya) baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui antara lain : perkebunan, pertanian, perikanan, hutan dan peternakan dll. Sedangkan contoh SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah barang tambang seperti batu bara, minyak bumi, dll

Aktivitas ekonomi umumnya sangat dipengaruhi oleh SDA yang ada. Salah satu  contoh di Kalimantan Timur , aktivitas perekonomian berkembang pesat karena sumber daya alam yang tersedia di sana sangat bervariasi seperti  minyak bumi, batu bara dan gas alam.
Namun, sebaliknya penggalian atau eksploitasi tambang secara terus menerus tanpa mempertimbangkan dampak setelah peristiwa tersebut dapat mengakibatkan kerusakan alam yang dapat membahayakan manusia yang tinggal di tempat tersebut
Tahukah Kamu?
Antara alam dengan manusia terjalin hubungan saling ketergantungan dan karakter , budaya, cara hidup dan cara berpakaian manusia sangat dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
Daerah penghasil minyak bumi di Kalimantan Timur terdapat di Pulau Tarakan dan Pulau Bunyu. Sedangkan pengolahannya terdapat di Balikpapan. Daerah penghasil gas alam di Kalimantan Timur terdapat di Bontang dan tempat pengolahannya tersebar di beberapa kota di Kalimantan Timur, salah satunya adalah Balikpapan.

Di Kalimantan Timur juga merupakan wilayah penghasil batubara yang banyak terdapat di Kabupaten Berau, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat. Dengan adanya pertambangan di kalimantan Timur dapat menambah pendapatan daerah dan masyarakat sekitar penambangan.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pertambangan adalah pencemaran (polusi udara, air dan lingkungan). Mengingat hasil tambang adalah termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, maka perlu dilaksanakan pelestarian dengan cara menghemat pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 1 :
BATU BARA
PLTU
POHON
GUNUNG DAN HUTAN
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
Provinsi kalimantan Timur merupakan bagian dari Pulau Kalimantan dengan Ibukota Samarinda, terdiri dari 14 Kabupaten dan Kota, yaitu :

Kabupaten Pasir, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Kabupaten Tanah Tidung, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Tarakan, Kota Samarinda

Batas-batas wilayah :
  1. Sebelah Utara         : Berbatasan dengan negara malaysia
2.                                                                              Sebelah barat        : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan    mKalimantan Tengah
  1. Sebelah selatan     : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan
  2. Sebelah Timur         : Berbatasan dengan Laut Sulawesi

PETA KALIMANTAN
DENGAN BATAS-BATASNYA
Gambar 2 :                                                                                                                                                                                                                                                                                                 



                                                                                                                                                                                                                                   

Legenda Kalimantan Timur :

  1. Nama Provinsi         : Kalimantan Timur
  2. Ibu Kota                    : Samarinda
3.                                                                                    Suku Bangsa            : Dayak, Tidung, Banjar, Bugis, Pasir, Bulungan, Kutai, Berau
  1. Agama                                 : Islam, kristen, Hindu, Budha, Katholik
5.                                                                                    Bahasa Daerah        : Dayak, Tidung, Banjar, Bugis,  Pasir, Bulungan, Kutai, Berau
  1. Senjata Tradisional            : Mandau
  2. Lagu Daerah                       : Sungai Kendilo, Buah Bolok, Sungai Mahakam
  3. Alat Musik                 : Sampe
  4. Kesenian                   : Tari enggang, tari hudoq, tari jepen, tari gantar.
10.                                                                               Komoditas utama    : Minyak bumi, batu bara, gas alam, kelapa sawit, hasil hutan

Perusahaan pertambangan sekarang lebih modern, semua aktivitasnya lebih banyak menggunakan mesin. Berbeda halnya dengan pertambangan dahulu yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia sehingga setiap perusahaan lebih lambat dan sedikit menghasilkan produksi. Kemampuan manusia dalam mengembangkan teknologi makin maju, tidak hanya rumah tangga, perkantoran hingga produksi.
Pemanfaatan teknologi pada produksi membuat industri semakin untung.
Di bawah ini berbagai manfaat penggunaan teknologi :
  1. Menghasilkan jumlah produksi yang semakin meningkat
  2. Mempercepat hasil produksi
  3. Meringankan kerja manusia
KEGIATAN:
Baca wacana di atas kemudian diskusikan dengan teman sekelompokmu  untuk menjawab tian Spertanyaan berikut:
  1. Jelaskan tentang pengertian Sumber Daya Alam (SDA)
  2. Identifikasi jenis SDA yang ada di lingkungan sekitar
  3. Lakukan pengkajian aktivitas ekonomi masyarakat; apakah ada hubungannya dengan SDA yang ada di wilayah ini?
  4. Datanglah ke perpustakaan dan temukan peta tematik sebaran minyak bumi, batu bara dan gas alam di Kaltim
  5. Kajilah dampak eksploitasi tambang di Kaltim bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
Cakrawala
(Bacalah puisi di bawah ini dengan baik secara bersama-sama)

ALAMKU
Pernahkah engkau melihat
Enggang yang berterbangan
Riuh rendah suaranya
Namun kini tak terdengar lagi
Alamku mulai rusak
Terjamah manusia serakah
Dan tak bertanggung jawab
Tidakkah kita ingin melestarikan
Alam yang kita cintai
Alamku
Galau hati ini
Bila memandang dan melihatmu
Tak terbayang olehku
Bagaimana di masa depanmu?

Contoh Bahan Ajar dengan tema lain,dalam bentuk Kartu Pembelajaran secara sederhana dan berdasarkan bidang studi geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah yang dibelajarkan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan Cooperative Learning Teknik Jigsaw. Penggunaan kartu ini untuk membantu siswa menguasai materi secara parsial, tetapi perolehan atau penguasaan materi secara keseluruan sangat tergantung pada anggota kelompok lainnya.
                               







                  
       
                   
Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2010 • Ain Blog • Design by Dzignine